Creambath
Kalau ada teman yang iseng bertanya, bagian tubuh saya yang mana yang paling senang menerima sentuhan? Saya akan segera menemukan jawabannya: kepala! Iya, kepala! Maksud saya kepala yang ada rambutnya. Eh, tunggu dulu, jangan sampai salah paham, maksudnya adalah kepala tempat otak saya yang tidak begitu cemerlang itu bersemayam. Bagaimana? Jelaskan kepala mana yang saya maksud?
Semenjak kecil kepala saya memang senang menerima sentuhan. Tentunya bukan sentuhan dalam bentuk jitakan dan pitesan. Tetapi pijitan dan, kalau boleh sih, belaian. He..he..he. Saya ingat persis, waktu masih SD dulu, setiap menjelang lebaran dan hari raya haji, bapak membawa saya ke tukang cukur. Begitu tangan tukang cukur itu nempel di kepala saya, saya langsung terbuai. Dunia terasa damai. Saya kerap terlelap, sampai bapak membangunkan dan mengajak saya pulang.
Kesenangan saya itu ternyata berlanjut sampai hari ini. Sentuhan tangan tukang cukur di kepala menjadi salah satu sarana rekreasi buat saya. Pijatan yang agak sedikit keras bisa mereduksi stress dan penat-penat sehabis mencari nafkah untuk sesuap nasi dan selembar tiket 21. Jangan heran, rambut saya selalu pendek. Bukannya ingin bergaya army look tetapi karena saya mencari pijitan saat cukuran.
Karena saya manusia biasa yang tidak pernah puas, maka saya pun mencoba yang namanya creambath. Syukurlah beberapa barber shop di Jakarta menyediakan layanan ini, karena saya masih agak-agak risih masuk salon. Tujuan utama saya creambath, bisa ditebak, bukan untuk merawat rambut saya yang mulai rontok, tetapi untuk merasakan sentuhan di kepala saya. Creambath memang lebih istimewa, karena selain dipijit, kepala kita juga bisa merasakan sensasi sejuk saat krim yang baru dikeluarkan dari pendingin dibalurkan ke seluruh rambut dan kulit kepala. Rasanya? Ruarrrrrr biasa! Saya susah menceritakannya, tapi yang jelas dunia terasa lebih indah berwarna.
Tetapi ternyata tidak semua orang sreg, melihat laki-laki creambath. Seorang rekan kerja saya pernah berkomentar miring. "Gue yang cewek saja nggak pernah creambath," ujarnya nyinyir. Saya diam saja waktu itu. Sebenarnya saya yakin, kalau ada voucher creambath gratis, pasti rekan tersebut rajin ke salon. Tapi sudahlah, saya sedang malas ribut. Saya hanya berangan-angan, seandainya dia sesekali creambath, mungkin pikirannya tidak sepicik itu.
Saya setuju dengan identitas seksual. Bagaimanapun ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan. Laki-laki tidak bisa melahirkan bukan? Tetapi ketika identitas seksual itu dipaksa muncul dalam hal-hal yang tidak perlu, rasanya norak dan hipokrit. Saya punya sedikit cerita tambahan mengenai masalah ini.
Saat masih kuliah dulu saya pernah mendapatkan tugas kelompok untuk melakukan semacam studi disebuah daerah pinggiran. Selama beberapa waktu kita tinggal berkelompok ditempat itu. Interaksi dengan teman satu kelompok membuat masing-masing bisa melihat warna berbeda dari setiap anggota kelompok.
Ada seorang teman yang sampai saat ini masih saya ingat. Teman tersebut adalah laki-laki yang sangat bangga dengan kelaki-lakiannya. Setiap saat dia selalu ingin tampil laki. Misalnya, pasang muka seram, kalau jalan prok-prok, eh itu mah kapiten ya? Maksud saya, kalau jalan bahu selalu diangkat, kaki di buka lebar-lebar, dan langkah diseret panjang dan berat.
Teman tersebut selalu berusaha membuat saya ternganga dengan pengalaman hidupnya yang keras, dengan olahraga-olahraga berat yang pernah ditekuninya, dan hal-hal macho lainnya yang pernah dia ikuti. Saya berusaha mendengarkan. Buat saya tidak masalah, toh itu adalah warna berbeda yang ada disekitar saya.
Tetapi saya mulai terusik ketika rekan tersebut mulai mengintervensi kebiasaan teman yang lain. Dia mulai suka mengkomplain apapun hal yang menurut dia tidak laki. Ketidakbisaan saya main catur kerap menjadi bahan celaan. Tindakan paling menyebalkan adalah saat dia marah-marah ketika seorang teman wanita memutar kaset Krisdayanti. "Musik begitu kok didengarkan," ujarnya. Besoknya dia memutar keras-keras kaset trash metal sampai seluruh kelompok tidak bisa tidur.
Saya kesal, tetapi demi mendapatkan nilai yang bagus saya harus bersabar. Saya mengalihkan kemarahan dengan bersih-bersih rumah. Saat sedang mengatur barang-barang, sesuatu meluncur dari ransel milik teman saya tersebut. Saya kaget bukan kepalang ketika memungut barang tersebut, tahu tidak barang apakah itu : CITRA WHITE BEAUTY LOTION! Gilaa! Teman yang semacho itu?.
Semenjak saat itu saya tidak pernah marah kepada teman tersebut. Saya hanya tersenyum geli setiap kali dia memamerkan kemachoannya. Saya membayangkan dia mendengarkan musik Sepultura sambil mengoleskan Citra keseluruh tubuh. Ha ha ha!
Semenjak kecil kepala saya memang senang menerima sentuhan. Tentunya bukan sentuhan dalam bentuk jitakan dan pitesan. Tetapi pijitan dan, kalau boleh sih, belaian. He..he..he. Saya ingat persis, waktu masih SD dulu, setiap menjelang lebaran dan hari raya haji, bapak membawa saya ke tukang cukur. Begitu tangan tukang cukur itu nempel di kepala saya, saya langsung terbuai. Dunia terasa damai. Saya kerap terlelap, sampai bapak membangunkan dan mengajak saya pulang.
Kesenangan saya itu ternyata berlanjut sampai hari ini. Sentuhan tangan tukang cukur di kepala menjadi salah satu sarana rekreasi buat saya. Pijatan yang agak sedikit keras bisa mereduksi stress dan penat-penat sehabis mencari nafkah untuk sesuap nasi dan selembar tiket 21. Jangan heran, rambut saya selalu pendek. Bukannya ingin bergaya army look tetapi karena saya mencari pijitan saat cukuran.
Karena saya manusia biasa yang tidak pernah puas, maka saya pun mencoba yang namanya creambath. Syukurlah beberapa barber shop di Jakarta menyediakan layanan ini, karena saya masih agak-agak risih masuk salon. Tujuan utama saya creambath, bisa ditebak, bukan untuk merawat rambut saya yang mulai rontok, tetapi untuk merasakan sentuhan di kepala saya. Creambath memang lebih istimewa, karena selain dipijit, kepala kita juga bisa merasakan sensasi sejuk saat krim yang baru dikeluarkan dari pendingin dibalurkan ke seluruh rambut dan kulit kepala. Rasanya? Ruarrrrrr biasa! Saya susah menceritakannya, tapi yang jelas dunia terasa lebih indah berwarna.
Tetapi ternyata tidak semua orang sreg, melihat laki-laki creambath. Seorang rekan kerja saya pernah berkomentar miring. "Gue yang cewek saja nggak pernah creambath," ujarnya nyinyir. Saya diam saja waktu itu. Sebenarnya saya yakin, kalau ada voucher creambath gratis, pasti rekan tersebut rajin ke salon. Tapi sudahlah, saya sedang malas ribut. Saya hanya berangan-angan, seandainya dia sesekali creambath, mungkin pikirannya tidak sepicik itu.
Saya setuju dengan identitas seksual. Bagaimanapun ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan. Laki-laki tidak bisa melahirkan bukan? Tetapi ketika identitas seksual itu dipaksa muncul dalam hal-hal yang tidak perlu, rasanya norak dan hipokrit. Saya punya sedikit cerita tambahan mengenai masalah ini.
Saat masih kuliah dulu saya pernah mendapatkan tugas kelompok untuk melakukan semacam studi disebuah daerah pinggiran. Selama beberapa waktu kita tinggal berkelompok ditempat itu. Interaksi dengan teman satu kelompok membuat masing-masing bisa melihat warna berbeda dari setiap anggota kelompok.
Ada seorang teman yang sampai saat ini masih saya ingat. Teman tersebut adalah laki-laki yang sangat bangga dengan kelaki-lakiannya. Setiap saat dia selalu ingin tampil laki. Misalnya, pasang muka seram, kalau jalan prok-prok, eh itu mah kapiten ya? Maksud saya, kalau jalan bahu selalu diangkat, kaki di buka lebar-lebar, dan langkah diseret panjang dan berat.
Teman tersebut selalu berusaha membuat saya ternganga dengan pengalaman hidupnya yang keras, dengan olahraga-olahraga berat yang pernah ditekuninya, dan hal-hal macho lainnya yang pernah dia ikuti. Saya berusaha mendengarkan. Buat saya tidak masalah, toh itu adalah warna berbeda yang ada disekitar saya.
Tetapi saya mulai terusik ketika rekan tersebut mulai mengintervensi kebiasaan teman yang lain. Dia mulai suka mengkomplain apapun hal yang menurut dia tidak laki. Ketidakbisaan saya main catur kerap menjadi bahan celaan. Tindakan paling menyebalkan adalah saat dia marah-marah ketika seorang teman wanita memutar kaset Krisdayanti. "Musik begitu kok didengarkan," ujarnya. Besoknya dia memutar keras-keras kaset trash metal sampai seluruh kelompok tidak bisa tidur.
Saya kesal, tetapi demi mendapatkan nilai yang bagus saya harus bersabar. Saya mengalihkan kemarahan dengan bersih-bersih rumah. Saat sedang mengatur barang-barang, sesuatu meluncur dari ransel milik teman saya tersebut. Saya kaget bukan kepalang ketika memungut barang tersebut, tahu tidak barang apakah itu : CITRA WHITE BEAUTY LOTION! Gilaa! Teman yang semacho itu?.
Semenjak saat itu saya tidak pernah marah kepada teman tersebut. Saya hanya tersenyum geli setiap kali dia memamerkan kemachoannya. Saya membayangkan dia mendengarkan musik Sepultura sambil mengoleskan Citra keseluruh tubuh. Ha ha ha!
13 Comments:
lucu lumayan menghibur, kalo gua ga tau eloe, mungkin masih misterius kaya apa nih orang...
tapi karena gua kenal, jadi kome gua cuma... elo banget gitu loh...
tetap semangat dan kirim yang banyak ya....
hehehehe... alfian banggeettt...
baik tema maupun tulisannya.. te o pe deh...
teruskan... continuity! itu yang kadang susah...
selamat ngeblog ria... hehehehe
arief
Aduh, Alfian kalo cerita campursari banget yah. Semua yg ada di benaknya ditumpahin jadi satu. Tapi gpp deh, ceritanya jadi beraneka :) - Aryo
jangan kuatir, aku cewek yang doyan krimbat kok. walaupun, karena saking semangatnya, kadang-kadang pijatannya malah bikin kepala jadi migren..
soal lotion dan maskulinitas.. hmm.. kayaknya alfian mesti riset lagi fungsi lain dari "hand & body" lotion buat cowok deh;)
rita
Apa sih yang sekarang tidak bisa dilakukan perempuan? Hehehehehe.
Untung aku perempuan jadi aku bisa creambath, luluran, spa, pake lotion, tanpa harus takut dengan stigma. Apalagi sih? Manjat pohon? Bisa kan... pulang malam atau pulang pagi atau pulang siang..oke juga..asal tidak merusak kepercayaan yang diberi orang tua. Terus apalagi? hehehehe.
So, jadi perempuan itu nikmat!! hehehehehe.
Dessy
sebenarnya aku paling males bercoment ria lewat blog, tapi karena dipaksa2 ya sedikit ngalahlah hehehe :D
lucu, ringan n ngena banget...
karena bagiku perempuan dan laki2 sama aja yi Manusia. Dan sebagai manusia sah-sah aja memanfaatkan product yang dibuat untuk menyenangkan diri kita. Dan kalo ada yang nyinyir apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan perempuan atau laki-laki sepertinya mereka boleh dikategorikan bukan manusia ...hahahahaha...=)) =))
manusia memang paling senang memberikan predikat buat orang lain daripada jujur sama dirinya sendiri. *CH*
Oche Banget dech ceritanya.
Tris
saya pon rasa begitu jugak. Kepala memang antara bahagian sensitif. Tapi lebih sensitif kalau rambut saya dimain-main.... tertidur terus mungkin....
*salam dr malaysia*
Bener bangett!!!
Kusuka juga creambath,,, hehehe,,
Enak boo...
Btw, aku juga pny temen persis kayak anda... PERSIS... paling enak ya didiemin aja.. sambil bayangin "kekurangan"nya dia.. hihii...
siapa tuh fian yang pake citra???
asl.. ada2 aja cerita si mas nih...
buat gw ketawa.....
tulisan mas bagus2...boleh belajar lah ama mas.
thanks
Casino Tycoon for iPad - JTG Hub
A 논산 출장안마 new casino game by 평택 출장샵 SkillOn will also be launched on August 25th. In the game, you'll play slots like 충주 출장마사지 Roulette, 구미 출장마사지 Blackjack, 속초 출장샵 Roulette and even video poker.
Post a Comment
<< Home